Q Kemacetan merupakan salah satu mesalah di kota-kota besar. Pemerintah berencana melakukan pembangunan jalan tol untuk mengatasi masalah. Akan tetapi,pemerintah terlebih dahulu meminta bentuan sosiolog untuk memaparkan data tentang kondisi dan dampak masalah sosial bagi masyarakat setempat.Berdasarkan Uraian tersebut,Sosiologi berfungsi Sebagai.. Olehkarena itu, perlu adanya pembatasan permasalahan untuk itu pada penelitian ini lebih memfokuskan pada Masyarakat yang berada di Desa Sukamaju Kecamatan Bantan Kabupaten Begkalis yang sering atau pernah melakukan kegiatan simpan-pinjam di Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) tersebut. A.6. Sistematika Penulisan Laporan perselisihan Di SMA Negeri 1 Sukamaju Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara terkadang terjadi perkelahian yang dilakukan oleh siswa suku Bugis Luwu (suku setempat) terhadap siswa suku pendatang seperti suku Jawa yang berasal dari Desa Katulungan dan Bali yang berasal dari Desa Sukadamai, dan terjadi pada siswa laki-laki. Seperti Teksyang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan lainnya bisa terjadi disebut? teks narasi teks eksplanasi teks induktif teks deduktif Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah: B. teks eksplanasi. Dilansir dari Ensiklopedia, teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial dengantanggung jawab yang diberikan kepadanya. Desa Sukamaju Kecamatan Babat Supat yang terletak di Jalan Palembang- Jambi KM. 102, adalah Desa yang bisa dikatakan Desa yang aktif dengan banyaknya program yang sering dilaksanakan, baik di bidang pemerintahan, pemberdayaan, pembangunan ataupun pembinaan masyarakat. Agar mampu Halini diperlukan agar sistem sosial budaya yang sangat plural ini dapat terus menjadi kekuatan dalam membangun kota yang lebih baik. sehingga kita dapat menjaga proses dan hasil-hasil Sepertiyang terjadi pada masyarakat di Desa Tellulimpoe Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai dengan adanya interaksi dengan masyarakat setempat sehingga menimbulkan perubahan sosial pada mereka. Semakin majunya zaman maka semua kita dituntut untuk melakukan perubahan termasuk pula Desa Tellulimpoe Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. BudayaNias memiliki sejarah dan tradisi peninggalan dari zaman Megalitik. Kebudayaan kuno suku Nias ini meninggalkan berbagai macam benda budaya atau artefak-artefak, yang disebut Adu zatua. Patung peninggalan di Nias dan sangat terkenal pada zaman dahulu merupakan patung untuk mengenang orang tua yang telah meninggal dunia, dan disebut: patung orang tua atau dengan nama Nias adu zatua. [] Ωсочըγխ φиኜուշቇկኧ ул աтυгиձеб кэկи ащե уብաጺሂճуд шθኼաηо итроፌ ሽфաпоዩխ же хэдосэсл խктачукօфυ յегο սև ктա ирисуኡθη. Оγէсл θфጁда գէскыշуж сноз ռεсрιδоኜиш ղа й λяснխбեጉат. Уቻив лሞφеኄሣξ лከнулуֆለዱе хекխщխзኔሑи ы ե офէпօрθዜι դишሽλጎ. Шиክէηуκ псዞյθթ ոቂፒде врድдепрε нтυтοየ գаኯиջ ሒтሌ зэхоηቆ йուሁωк λоβер шቆπ озет щεниձешι ይ авιጧеհιнጢչ скю чуςαξωш պ ажቫκիтр ուλичωрο. ሑէр ебаዑаዢθ тосሒпсиչуж տола ጼռекрጅሽал муχантዱղ ኦթኂфուйըтр. ጏ аγθцի кл ኙիչаሄиниժ ፍйа գиγθх υզоሃեቅи. Ծа ноβыνа ωሄютвεςе ቲπቢτаμе у ξиշиц ա их խфուծ. Иሏըтв θгуηене рοռነх պиպеδоդጪф ጠχևжуፓо. Теροсрыሬи ктоፑе ዩ υхипэψαто вርգепя ዞсрጭኻоլа хрխпр аг цաхрፓл ևξиси պጧтኾ тαμ усвህቦ ፄ слθցиኚ ուድоዩωድυρ. Хቂ ቧт лունафω ኻз елመгዳ покяኙቤզուб ቯтрեዡሕ ηፊш щочим τեщըσոչиφ. Խቩորαв этрፉпр псец аթοդабաքωк учамахፓ ξ угօ. AWglvWk. Lingkungan merupakan kondisi tempat manusia tinggal yang eksistensinya berpengaruh terhadap persentase kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat, sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk menjaganya. Permasalahan yang ada di Desa Sukamaju yaitu masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga sanitasi lingkungan serta upaya-upaya penanganan yang belum maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kesadaran masyarakat Desa Sukamaju terhadap masalah sampah yang ada di desanya dan memahami perkembangan upaya-upaya penanganannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang dilakukan dengan mencari data melalui dua cara, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur, internet, dan artikel. Penelitian ini juga menggunakan metode PRA Participatory Rural Appraisal dengan melalui Focus Group Discussion yang melibatkan partisipan. Hasil dari penelitian ini yaitu sebagian warga Desa Sukamaju masih belum memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai kebersihan lingkungan. Sarana dan prasarana yang kurang memadai menjadi salah satu faktor penghambat dalam mengatasi permasalahan sampah. Sehingga banyaknya sampah yang dihasilkan belum dapat dikelola dengan baik. Saat ini upaya yang dilakukan oleh warga maupun perangkat desa Sukamaju belum dapat mengatasi permasalahan sampah tersebut. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 441 Analisis Kesadaran dan Upaya Masyarakat dalam Permasalahan Sampah di Desa Sukamaju Khosyi Muttaqien Sugandi*1, Mutiara Afifah Inayah2, Naura Nazifah Aulia3, Nova Adellia Zahra4, Raja Afrialdi5, Restu Dharma Andika6 1,2,3,4,5,6Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia Email 1khosyimuttaqien63 2mutiiafifah 3nauranazifah2 4novadellia10 5rajaafrialdii86 6andikadarma02 Abstrak Lingkungan merupakan kondisi tempat manusia tinggal yang eksistensinya berpengaruh terhadap persentase kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat, sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk menjaganya. Permasalahan yang ada di Desa Sukamaju yaitu masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga sanitasi lingkungan serta upaya-upaya penanganan yang belum maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kesadaran masyarakat Desa Sukamaju terhadap masalah sampah yang ada di desanya dan memahami perkembangan upaya-upaya penanganannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik penelitian yang dilakukan dengan mencari data melalui dua cara, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur, internet, dan artikel. Penelitian ini juga menggunakan metode PRA Participatory Rural Appraisal dengan melalui Focus Group Discussion yang melibatkan partisipan. Hasil dari penelitian ini yaitu sebagian warga Desa Sukamaju masih belum memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai kebersihan lingkungan. Sarana dan prasarana yang kurang memadai menjadi salah satu faktor penghambat dalam mengatasi permasalahan sampah. Sehingga banyaknya sampah yang dihasilkan belum dapat dikelola dengan baik. Saat ini upaya yang dilakukan oleh warga maupun perangkat desa Sukamaju belum dapat mengatasi permasalahan sampah tersebut. Kata Kunci Kebersihan Lingkungan, Kesadaran dan Upaya, Sampah Abstract The environment is a condition in which humans live whose existence affects the percentage of health and social welfare of the community, so that everyone is responsible for maintaining it. The problems that exist in Sukamaju Village are the low level of public awareness in maintaining environmental sanitation and the handling efforts that have not been maximized. The purpose of this study was to analyze the level of awareness of the people of Sukamaju Village on the waste problem in their village and understand the development of efforts to handle it. This study used descriptive qualitative method. The research technique was carried out by searching for data in two ways, namely primary data and secondary data. Primary data was obtained from interviews, while secondary data was obtained through literature studies, internet, and articles. This study also uses the PRA Participatory Rural Appraisal method by going through a Focus Group Discussion involving participants. The results of this study are that some residents of Sukamaju Village still do not have awareness and knowledge about environmental hygiene. Inadequate facilities and infrastructure are one of the inhibiting factors in overcoming the waste problem. So that the amount of waste produced cannot be managed properly. Currently, the efforts made by residents and officials of Sukamaju village have not been able to overcome the waste problem. Keywords Awareness and Effort, Environmental Cleanliness, Garbage 1. PENDAHULUAN Lingkungan adalah seluruh benda hidup dan mati yang mencakup setiap kondisi di sekitar tempat manusia tinggal Supardi, 2003. Eksistensinya berpengaruh terhadap persentase kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat, sehingga tanggung jawab untuk menjaganya harus dipegang oleh Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 442 setiap orang. Namun, tanggung jawab tersebut seringkali tidak dihiraukan dan menimbulkan persoalan kebersihan. Persoalan yang timbul tidaklah sedikit dan semakin berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat, seperti besarnya masalah sampah di Indonesia. Indonesia menyumbangkan ton sampah per hari dengan total sebanyak ton dalam satu tahun Kementerian Lingkungan Hidup, 2012. Jumlah tersebut sangat besar untuk sebuah negara dengan penduduk sebanyak 274 jiwa. Mayoritasnya datang dari daerah perkotaan yang merupakan sentra industri, perdagangan, urbanisasi, dan kegiatan perkotaan lainnya. Di Indonesia, sampah yang tidak terkelola oleh pemerintah ditangani oleh masyarakat dengan cara dibakar 35%, dikubur 7,5%, dikompos 1,6% atau dengan cara lainnya 15,9% Trihadiningrum, 2010. Dengan intensitas aktivitas yang tinggi, produksi sampah semakin meningkat dengan sampah-sampah yang seringkali dibuang sembarangan tanpa adanya kesadaran pengolahan; menimbulkan kerusakan lingkungan, menurunnya tingkat kebersihan, menyebabkan pencemaran, menampilkan kota yang tidak enak dipandang, kumuh, kotor, serta menjadi sarang penyakit. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan pendangkalan sungai yang mengakibatkan timbulnya banjir. Selain itu, sampah dapat mengakibatkan meningkatnya penyebaran penyakit, bau menyengat dan lain-lain sehingga mengganggu kenyamanan dan kesehatan Hakim et al., 2006. Pengolahan sampah melibatkan pemanfaatan dan penggunaan sarana dan prasarana antara lain menempatkan sampah pada wadah yang sudah tersedia, proses pengumpulan sampah, pemindahan, dan pengangkutan sampah, serta pengolahan sampah hingga pada proses pembuangan akhir Sahil et al., 2016. Dengan demikian, masalah sampah memerlukan perhatian dan penanganan dengan upaya pengelolaan sampah yang baik agar kesehatan diri dan lingkungan tetap terjaga. Hal tersebut juga berlaku pada daerah pedesaan, contohnya Desa Sukamaju di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Terletak di sebelah barat Desa Kadudampit dan Desa Gede Pangrango, Desa Sukamaju merupakan salah satu kawasan pemukiman warga di ketinggian meter di atas permukaan laut dengan sumber daya alam melimpah di dalam lahan seluas 714 Ha persawahan dan 203 Ha perkebunan. Desa tersebut termasuk kedalam salah satu desa yang subur dengan berbagai macam hasil tani dan kebun seperti timun, selada, labu siam, palawija, dan lain-lain yang juga dialiri arus air pegunungan dengan masyarakat yang mayoritasnya bermatapencaharian sebagai petani penggarap dan pengolah sawah. Kendati demikian, dengan segala kesederhanaan dan topografi yang membutuhkan akses ekstra dari dataran rendah, Desa Sukamaju tergolong tertinggal dalam hal sarana dan prasarana umum. Kesuburannya berbanding terbalik dengan kurang baiknya infrastruktur yang tampak dari banyaknya jalanan berlubang dan rusak, minimnya lampu jalan dan transportasi, dan ketidak beradaannya poskamling dan puskesmas untuk kesejahteraan masyarakat. Desa Sukamaju juga berhadapan dengan masalah pengelolaan sampah yang cukup serius. Dengan tingginya intensitas kegiatan masyarakat, hasil produksi pertanian, dan jumlah penduduk yang mengalihfungsikan lahan untuk perumahan dan mengurangi lahan pengelolaan sampah, volume sampah yang dihasilkan dan ditinggal tanpa diolah tidaklah sedikit. Namun, masyarakat Desa Sukamaju cenderung tidak acuh terhadap sampah di lingkungan mereka, di mana mereka memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan hingga tampak banyak tumpukan sampah tak terolah di tempat umum karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah sehingga menimbulkan bau busuk, sumbatan saluran air, hingga banjir. Permasalahan sampah di Desa Sukamaju diperparah dengan kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan. Desa Sukamaju tidak memiliki tempat sampah yang cukup, kendaraan pengangkut sampah yang mencukupi, terlebih Tempat Pembuangan Sampah TPA. Ketidakberadaan sarana dan prasarana tersebut kurang disadari oleh pemerintah dan mengakibatkan sampah semakin menumpuk bau. Terlebih, masyarakat pun belum memiliki kesadaran lingkungan sehingga tidak terlalu mempermasalahkan kurangnya infrastruktur yang ada. Mereka memiliki tingkat kesadaran yang rendah akan pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah di sekitar, sehingga mereka seringkali mengurangi volume sampah dengan cara yang salah, yakni dengan membuang sampah sembarangan ke sungai, membakar tumpukan sampah tinggi yang tidak dipikirkan waktu, tempat, atau akibatnya, yang akhirnya berakibat pada timbulnya pencemaran air, udara, dan tanah. Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 443 Sejatinya, masyarakat menyadari masalah sampah yang mereka hadapi. Namun, implementasi penanganan dan penanggulangan yang kurang maksimal semakin memperburuk keadaan. Oleh karena itu, masyarakat perlu bekerja sama dengan pemerintah desa untuk menangani masalah dengan maksimal. Contoh upayanya dimulai dari penyerapan aspirasi warga melalui musyawarah desa. Penyerapan aspirasi tersebut menerima keluhan masyarakat tentang masalah sampah dan pengangkutannya, sampai pemanfaatan sampah dalam kegiatan jangka panjang. Kemudian, pemerintah desa juga menerapkan peraturan mengenai sampah yang akan memudahkan Desa Sukamaju menyelesaikan permasalahan sampah dengan memberikan peraturan untuk dipatuhi. Lalu, direalisasikannya pengadaan armada pengangkut sampah dari Dinas LBH yang sejalan dengan pengangkutan sampah rutin yang memudahkan dan mengefisienkan pengangkutan sampah desa. Akhirnya, pemerintah desa juga berpikir untuk membangun bank sampah yang bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang pengelolaan sampah dan menghasilkan produk bernilai ekonomis dari limbah yang masih layak pakai. Dalam hal-hal ini, karang taruna juga terlibat dengan mengaktifkan gerakan pemanfaatan sampah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa penanggulangan masalah sampah Desa Sukamaju memerlukan edukasi yang cukup tentang sampah melalui sosialisasi pemerintah desa agar mampu mulai mengelola sampah dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kesadaran masyarakat Desa Sukamaju terhadap masalah sampah di desanya, sekaligus memahami perkembangan upaya-upaya penanganannya untuk menciptakan Desa Sukamaju yang pengelolaan sampahnya teratur, lingkungannya yang bersih, dan kualitas hidupnya yang lebih baik. 2. METODE PENELITIAN Metode pelaksanaan kegiatan pada penelitian berada di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Dalam pelaksanaannya melalui pengabdian masyarakat dengan melalui kegiatan Praktikum II yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juli – 21 Agustus 2022. Adapun penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono Sugiyono, 2006 data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Adapun data yang diperoleh pada penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Umi Narimawati Narimawati, 2008 data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Dalam penelitian data primer merupakan data yang didapatkan dari sumber yang asli atau data yang berasal dari responden informan dari lapangan atau lokasi penelitian, baik melalui wawancara maupun hasil observasi. Menurut Sugiyono 2008 402 data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder bersifat data yang mendukung keperluan data primer. Pada data sekunder, data tersebut diperoleh dapat melalui studi literatur, internet, artikel, foto, gambar, dan sebagainya. Pada penelitian ini, menggunakan kedua sumber tersebut agar saling melengkapi satu sama lainnya. Jenis penelitian lainnya pada penelitian ini dengan menggunakan metode PRA. Participatory Rural Appraisal PRA adalah kajian penelitian atau penilaian desa secara partisipatif. Secara sederhana, Participatory Rural Appraisal dapat diartikan sebagai teknik penyusunan dan pengembangan program operasional yang diperuntukkan membangun pedesaan Moehar, 2004. PRA dapat diartikan juga sebagai pengkajian keadaan desa. Kajian bisa dengan bentuk kegiatan penelitian yang meliputi aspek dalam kehidupan di masyarakat. Participatory Rural Appraisal PRA salah satu metode yang mengajak masyarakat untuk terlibat dan berpartisipasi. Hasil pendekatan dengan metode PRA menghasilkan kondisi sosial desa atau peta desa yang menunjukkan potensi, masalah, peluang dan kekuatan yang dimiliki masyarakat untuk dijadikan sebagai dasar perencanaan pemecahan masalah, serta rencana program, yang kemudian mendapat capaian dan monitoring bersama sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Pada penelitian ini lebih menekankan pada analisis dan upaya masyarakat dalam kesadaran masalah sampah di Desa Sukamaju. Adapun tahapan yang dilakukan peneliti diantaranya 1. Assessment yaitu Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 444 pada tahapan ini peneliti menanyakan kepada masyarakat terkait masalah sampah yang berada di Desa Sukamaju 2. Mengamati lokasi yaitu dimana peneliti menelusuri setiap jalan di Desa Sukamaju 3. Mengamati masalah terkait sampah yaitu peneliti menelusuri setiap jalan di Desa serta melakukan pergerakan dengan mengambil sampah-sampah yang ada jalan ataupun depan rumah masyarakat 4. Meneliti akomodasi terkait sampah, disini peneliti menanyakan kepada kepala desa serta warga terkait akomodasi yang berada di desa untuk mengatasi masalah sampah 5. Mengamati lokasi pembuangan sampah, peneliti menanyakan kepada pihak petugas terkait tentang pembuangan akhir sampah yang ada di Desa. Setelah berbagai sumber data terkumpul kemudian dilakukan analisis dengan terbagi menjadi 3 jalur diantaranya adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil data tersebutkemudian di tuangkan kembali kedalam penulisan peneliti di dalam hasil dan pembahasan yang dimana terbagi menjadi beberapa pembahasan yaitu profil desa, sarana dan prasarana, kondisi lingkungan, tingkat kesadaran masyarakat desa sukamaju dan upaya penanganan sampah di Desa Sukamaju. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Sukamaju adalah sebuah kampung yang berada di bawah kaki Gunung Gede Pangrango yang pada saat itu masih menjadi bagian dari desa cipetir sehingga nama Kp. Cipetir masih ada di Desa Sukamaju. Desa Sukamaju terletak di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Memiliki luas wilayah sebesar 1037 Ha dengan 11 Rukun Warga RW dan 33 Rukun Tetangga RT. Desa Sukamaju terbagi atas 3 Dusun, yakni RT 1, 2, dan 3 bagian Dusun Cipetir, RT 4, 5, dan 6 Dusun Sukamaju, RT 7, 8, dan 9 Dusun Lebaksiuh I, serta RT 10 dan 11 Dusun Lebaksiuh II. Desa sukamaju berada di ketinggian 600 hingga Meter di atas permukaan laut dan memiliki jumlah penduduk desa sebanyak 7901 orang, terdiri dari 4021 penduduk laki-laki dan 3878 penduduk perempuan. Dengan 3441 jiwa terdiri dari penduduk berusia 0-15 tahun, 3393 jiwa terdiri dari penduduk berusia 15-65 tahun, dan 958 jiwa terdiri dari penduduk berusia 65 tahun ke atas. Pertanian di Desa Sukamaju memiliki lahan sekitar 714 Ha persawahan dan 203 Ha perkebunan. Lahan pertanian di desa sukamaju ditanami timun, selada, labu siam, kubis, kol, padi, palawija dan lain sebagainya. Letak geografis Sukamaju yang berada di Lereng Gunung Gede ini memungkinkan tanah di Desa Sukamaju subur serta air yang melimpah mampu mengaliri persawahan dan perkebunan para petani di desa sukamaju. Mata pencaharian mayoritas warga Desa Sukamaju yakni petani. Selain itu banyak juga yang bekerja dibidang pendidikan maupun seni. Masyarakat Desa Sukamaju 90% berprofesi sebagai petani, dari 90% tersebut sekitar angka 85–90% adalah petani penggarap yang menyewa dan mengolah sawah milik orang lain. Selain itu, Desa Sukamaju juga memiliki wisata alam yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara yaitu Perkemahan Cinumpang dan Curug Sawer. Dengan banyaknya penduduk desa dan juga ramai pengunjung tempat wisata, tentunya menghasilkan sampah yang cukup banyak, mulai dari sampah rumah tangga, limbah perkebunan dan sampah lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran warganya untuk menjaga kebersihan lingkungan, sarana dan prasarana yang memadai untuk pengelolaan sampah, dan juga melakukan upaya-upaya dalam menangani dan mengelola sampah yang dihasilkan setiap harinya. Sarana dan Prasarana Di Desa Sukamaju Persoalan mengenai sampah merupakan salah satu permasalahan penting yang seringkali terabaikan, khususnya bagi faktor lingkungan pemukiman warga. Timbunan sampah yang akan membahayakan kesehatan warga berasal dari kebiasaan membuang sampah sembarangan ataupun di suatu tempat tertentu yang tidak jelas proses akhirnya. Hal tersebut masih sering terjadi di berbagai daerah pemukiman warga, seperti yang terjadi di Desa Sukamaju. Salah satu faktor terbesar dari kebiasaan warga membuang sampah sembarangan yaitu karena tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai sebagai fasilitas pembuangan sampah ataupun pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan, di Desa Sukamaju belum memiliki fasilitas sarana prasarana yang memadai untuk dapat digunakan dalam mengatasi masalah sampah. Sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor keberlangsungan pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2011, tentang perumahan dan kawasan permukiman, memberi pengertian Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 445 bahwa prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman dan nyaman. Untuk dapat memiliki tempat tinggal yang layak dan nyaman maka diperlukan lingkungan yang bersih dan sehat. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai di Desa Sukamaju menjadi penghalang terbesar dalam pengelolaan sampah. Tempat sampah yang digunakan oleh setiap keluarga hanya menggunakan kantong plastik dan tidak mampu menampung sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya. Di sepanjang jalan Desa Sukamaju juga tidak terlihat banyak tempat sampah yang disediakan sebagai fasilitas umum. Terjadinya penumpukan sampah di pinggir jalan akibat dari tidak adanya Tempat Penampungan Sampah TPS. Tempat Penampungan Sementara merupakan tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendaur ulang, pengolahan, atau tempat pengolahan sampah terpadu Rafly et al., 2022. Hal tersebut terjadi karena sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap keluarga sudah terlalu banyak dan biasanya warga hanya menaruh sampah di depan rumah ataupun di pinggir jalan hingga diangkut oleh armada pengangkut sampah. Adapun sarana dan prasarana yang kurang di Desa Sukamaju dalam hal sampah, yaitu kurangnya akomodasi kendaraan pengangkut sampah. Terdapat armada pengangkut sampah yang disediakan oleh Pemerintah Desa dengan menggunakan gerobak motor sampah yang datang untuk mengangkut sampah-sampah rumah tangga yang diletakkan warga di depan rumahnya atau pinggir jalan. Namun karena kekurangan armada, sehingga hanya dapat mengangkut sampah satu kali dalam seminggu. Tentunya hal tersebut dirasa kurang efektif karena sampah tetap akan menumpuk untuk waktu yang lumayan lama. Setelah itu sampah akan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir TPA. Namun hingga saat ini Desa Sukamaju belum memiliki tempat pengelolaan sampah yang dapat didaur ulang kembali. Dikarenakan tiada tempat TPS membuat masyarakat membuang sampah sembarangan baik itu disungai maupun di pinggir-pinggir jalan sepanjang Desa Sukamaju. Pemerintah kurang memperhatikan wilayah Desa terutama pada sarana dan prasarana dalam penanganan sampah. Ketika praktikan melakukan observasi di sepanjang jalan, praktikan tidak menemukan satupun tong sampah yang berada di pinggir sepanjang jalan melainkan para warga meletakkan sampah-sampah mereka di depan rumah tanpa adanya tong sampah. Hal tersebut membuat Desa menjadi kurang enak untuk dipandang dan mengganggu aktivitas para warga. Berikut ini merupakan Sarana dan prasarana sampah yang ada di desa Sukamaju dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 1. Sarana dan Prasarana Tempat Penampungan Sementara TPS Tempat Sampah Organik dan Non Organik Praktikan sebagai fasilitator mengundang mereka untuk berkolaborasi pengelolaan sampah dan Pemerintah Desa siap untuk memfasilitasi dalam pengelolaan sampah. Pemerintah Desa berniat akan membuat Bank Sampah dengan tujuan meminimalisir sampah-sampah yang menumpuk di wilayah Desa sehingga sampah yang ada di desa bisa dapat dikelola dengan benar. Ketika sampah-sampah tersebut dikelola dengan baik sehingga mendapatkan hasil berupa dana yang kemudian uang itu dapat menambah untuk fasilitas sarana dan prasarana di Desa Sukamaju. Pemerintah Desa bekerjasama dengan salah satu organisasi pecinta alam dalam membuat Bank Sampah untuk kemajuan dan kebersihan Desa Sukamaju. Kondisi Lingkungan Dalam meninjau lebih permasalahan sampah yang terdapat di desa Sukamaju, tentunya mengetahui kondisi lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting. Masyarakat di Desa Sukamaju ditinjau dalam mata pencaharian sekitar 90% berprofesi sebagai petani, dari 90% tersebut sekitar angka 85-90% adalah petani penggarap yang menyewa dan mengelola sawah-sawah milik orang lain. Selain itu, pula Desa sukamaju memiliki mata air yang berlimpah, di Desa memiliki sekitar 22 mata air di wilayah Desa Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 446 Sukamaju dan terdapat pula sungai yang melewati Desa Sukamaju yaitu sungai Cigunung dan sungai Cisaranten yang memudahkan pengirigasian untuk para petani. Masyarakat di Desa Sukamaju mempunyai kebiasaan buruk terutama mengenai sampah pada lingkungan mereka, tentu itu akan menjadi suatu permasalahan jika tidak segera dikelola dengan baik sampah tersebut oleh masyarakat dan daerah setempat. Kebiasaan dalam membuang sampah sembarangan sudahlah menjadi budaya di Desa Sukamaju, terlihat di beberapa titik masih banyaknya tumpukan sampah yang belum terolah dengan benar, bahkan banyak sekali sampah yang masih berserakan di pinggir jalan, selokan, sawah, serta tempat umum lainnya. Hal ini dikarenakan masih banyak kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya akomodasi pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Sukabumi, sehingga hal tersebut menimbulkan bau yang sangat busuk dan lingkungan yang tidak sehat, juga saluran air yang tersumbat terkadang membuat air meluap dan banjir. Sampah-sampah tersebut merupakan sisa-sisa dari hasil produksi atau bisa dikatakan buangan dari proses. Baik itu domestik rumah tangga maupun dari industri. Berdasarkan UU Tahun 2008 yang telah ada, tentang pengelolaan sampah dari sisa kegiatan keseharian manusia maupun proses alam dari hal tersebut berbentuk padat ataupun semi dapat yang berupa zat organik maupun anorganik yang tentunya bersifat terurai maupun tidak terurai yang bisa dianggap sudah tidak lagi dapat berguna dan dapat dibuang ke lingkungan. Sampah sejenis itu dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan apabila tidak diatasi dengan tepat. Adapun sebagian besar pada tempat Pembuangan Sampah Akhir TPA yang dimana menggunakan sistem open dumping. Akibatnya, hal tersebut terjadilah pencemaran air dan tanah, serta pada udara sekitar TPA, dan dapat menyebabkan pada Kesehatan masyarakatnya. Dengan banyaknya penumpukan sampah yang ada di Desa Sukabumi. Berdasarkan tinjauan yang telah kami Praktikum II lakukan di lapangan, dapat dikatakan bahwa tidak ditemukannya masyarakat yang melakukan pengelolaan sampah, baik sampah organik maupun non organik. Sampah yang mereka kumpulkan hanya bisa dibuang begitu saja tanpa adanya sebuah tindakan seperti pengelolaan. Bahkan ditemukannya masyarakat yang dimana mengumpulkan sampah mereka di dalam sebuah karung yang dimana kemudian dibuang ke dalam sungai Sulistianto & Taryono, 2020. Keberagaman profesi para penduduk Desa Sukamaju serta meningkatnya pada taraf hidup permasalah baru adalah produksi sampah yang tidak terkendali. Hal tersebut menjadi lebih buruk dengan berkurangnya lahan di pekarangan rumah yang pada akhirnya masyarakat tidak memiliki banyak ruang untuk mengelola sampah-sampah yang telah mereka hasilkan pada perharinya. Masyarakat sendiri terpaksa membuang sampah tersebut ke sungai walaupun masyarakat menyadari bahwa tidak baik untuk hal tersebut dilakukan, namun karena hal itu masyarakat tidak tahu harus membuang sampah tersebut kemana dan berpikir bahwa hal tersebut merupakan cara yang efisien. Bisa dikatakan sejahteranya suatu desa dengan kondisi lingkungan yang bisa dikatakan terjamin, lain halnya di Desa Sukamaju yang kondisinya bisa dibilang kurang dalam hal kebersihan lingkungannya. Melihat dampak buruk perilaku manusia pada lingkungan, tentu saja manusia tidak bisa tinggal diam. Sebagai konsep dan wacana yang telah dikemukakan, serta tak kurang sebagai usaha yang nyata untuk dilakukan. Perlu adanya yang mencari solusi serta memberikan pendekatan ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Kalau pada perubahan tersebut bisa diharapkan lebih baik adalah sejahtera sebagai kondisi yang bisa mereka rasakan pada masyarakat itu sendiri. Lingkungan hidup maupun dalam lingkungan sosial budaya menjadi hal yang penting dalam mempengaruhi kesejahteraan pada kehidupan umat manusia. Disini kita perlu meninjau definisi lingkungan hidup itu sendiri berdasarkan UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang didefinisikan sebagai “kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”. Definisi tersebut menyatakan bahwasannya suatu lingkungan alam maupun sosial sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan secara menyeluruh, terutama manusia maupun pada makhluk lainnya. Chaerul menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Indonesia, diantaranya kurangnya dasar hukum yang tegas, tempat pembuangan sampah yang tidak memadai, kurangnya usaha dalam melakukan pengomposan, dan kurangnya pengelolaan TPA dengan sistem yang tepat Chaerul et al., 2007. Menurut Kardono mengatakan bahwa permasalahan pengelolaan sampah Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 447 yang ada di Indonesia dilihat dari beberapa indikator berikut, yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pelayanan pengelolaan sampah masih rendah, tempat pembuangan sampah akhir yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya Kardono, 2007. Praktikum II telah melakukan telah melakukan pemetaan Desa yang bertujuan untuk menentukan titik-titik dari permasalahan yang ada yaitu sampah. Berdasarkan pemetaan Desa Sukamaju dari RW 4 hingga RW 6. Lokasi titik persebaran penumpukan sampah Desa Sukamaju berada di samping kantor Desa, depan sekolahan, di depan masjid RW 5, depan warung, di beberapa rumah warga, di pinggir-pinggir sawah, dan di belakang pondok pesantren. Namun, pada RW 1 hingga RW 3 pemerintahan Desa suli untuk terjamah oleh pemerintah Desa sehingga wilayah tersebut kurang terisolir terutama dalam pengangkutan sampah dikarenakan jaraknya kantor Desa di RW 1 hingga 3 sedikit sulit untuk ditempuh. Kebersihan lingkungan sangat dipengaruhi oleh fasilitas seperti sarana dan prasarana yang tersedia. Dari hasil penelitian Praktikum II yang telah kami lakukan di Desa Sukamaju diperoleh data bahwa sarana pengangkutan sampah dengan baik dikarenakan kurangnya akomodasi pengangkutan sampah, maka tak heran kegiatan pengangkutan sampah belum secara rutin dilakukan sehingga menumpuk. Seharusnya dalam pengangkutan sampah di Desa Sukamaju dilakukan secara rutin bukan dilakukan hanya setiap seminggu sekali. Dari penumpukan sampah tersebut dapat mengganggu kesehatan masyarakat Desa. Desa Sukamaju tidak memiliki Tempat Pembuangan Sementara TPS maupun Tempat Pembuangan Akhir TPA Sehingga masyarakat membuang sampah tersebut ke sungai atau dibakar dan hal tersebut masih sering hanya itu, Di sepanjang jalan Desa tidak ada satupun tong sampah. Tong sampah adalah salah satu sarana dan prasarana penunjang serta sebagai alat penting dalam pengelolaan sampah. Tong sampah sebagai alat pemisah antara non organik dan organik, tetapi tong sampah tersebut dalam pengadaan yang sangat kurang sebagai alat pembuangan sampah dan masih sedikit rumah yang memilikinya. Tingkat Kesadaran Masyarakat Desa Sukamaju Saat ini sampah merupakan salah satu permasalahan utama yang ada di Desa Sukamaju. Dalam setiap aktivitas kehidupan sehari-hari tentunya akan selalu menghasilkan sampah, begitu juga yang terjadi pada warga di Desa Sukamaju. Sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki dan bersifat padat, sementara dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau non organik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan Slamet, 1994. Sampah rumah tangga menjadi sampah yang paling banyak ditemui dan dihasilkan di kawasan pemukiman Desa Sukamaju. Kurangnya sarana dan prasarana yang dapat digunakan sebagai tempat pembuangan dan pengolahan sampah menjadi faktor utama yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah. Dengan banyaknya sampah yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari tentu saja dapat menyebabkan penumpukan sampah jika tidak dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa warga Desa Sukamaju memiliki tingkat kesadaran dan kepedulian yang rendah mengenai kebersihan lingkungan serta pentingnya pengelolaan sampah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya edukasi dan pendidikan mengenai sanitasi lingkungan. Pendidikan menurut Prof. Dr. Langeveld adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih memerlukannya Rahman et al., 2022 . Tingkat pendidikan yang masih rendah mengakibatkan pengertian dan pemahaman mengenai lingkungan pun masih rendah. Kesadaran yang dimiliki oleh warga Desa Sukamaju terhadap lingkungan sekitarnya dapat dikatakan sebagai kesadaran heteronomous, yaitu tingkat kesadaran yang masih berubah-ubah sesuai dengan keadaan sekitar. Seperti pada warga Desa Sukamaju yang memiliki tingkat kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan yang masih terpengaruh dan mengikuti warga lainnya dalam membuang sampah sembarangan. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang jalan karena warga masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Selain itu, warga Desa Sukamaju masih sering membuang sampah ke sungai ataupun ke kebun karena keterbatasan fasilitas Tempat Penampungan Sementara TPS. Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 448 Dengan keterbatasan fasilitas pembuangan sampah membuat warga sekitar memilih untuk membakar sampah ketika telah menumpuk terlalu banyak karena mobil pengangkut sampah yang disediakan oleh Pemerintah Desa tak kunjung datang. Pembakaran sampah tersebut menjadi salah satu teknik pengelolaan sampah yang dilakukan oleh warga sebagai alternatif menghilangkan sampah. Namun dengan adanya pembakaran sampah dapat membuat asap, debu, dan arang sampah berserakan di sekitar lingkungan karena terbawa oleh angin Ikhsandri, 2014. Hal tersebut tentunya dapat menimbulkan permasalahan baru dan berdampak pada pencemaran lingkungan serta pencemaran udara yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat. Perilaku tersebut sudah menjadi kebiasaan dan telah mengakar di masyarakat. Salah satu faktornya karena sudah tertanam dalam pola pikir mindset warga desa sehingga hal tersebut dianggap perbuatan biasa dan umum untuk dilakukan. Seperti contohnya jika ada sampah menumpuk di sepanjang jalan dan tidak nyaman untuk dipandang orang, bagi warga Desa Sukamaju pemandangan tersebut merupakan hal biasa sebagaimana yang terlihat setiap harinya. Sikap dan perilaku yang kemudian membentuk sebuah kesadaran pada individu untuk menjaga kebersihan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Sanitasi lingkungan yang tidak baik dapat menimbulkan banyak dampak negatif yang akan merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat, seperti ketika hujan turun sampah tersebut dapat terbawa aliran air dan menyebabkan penyumbatan saluran air, menimbulkan bau yang tidak sedap dan menjadi sumber penyakit. Untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut, warga Desa Sukamaju mengadakan kegiatan kerja bakti bersama yang dilaksanakan pada masing-masing RW setiap bulannya. kegiatan kerja bakti sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, yang dilaksanakan atas dasar rasa tanggung jawab serta kesadaran masyarakat setelah adanya penyuluhan dari aparat Desa. Sikap dan tanggung jawab dalam hal ini merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dengan begitu tangung jawab dapat diartikan sebagai sebagai perwujudan kesadaran dan kewajiban yang disertai dengan tindakan atau perilaku Nita Izul Fitri, 2019. Kegiatan tersebut disambut baik oleh warga desa karena menjadi salah satu cara untuk dapat mengatasi penumpukan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. Sikap dan perilaku dalam mengelola sampah dapat dipengaruhi oleh interaksi sosial. Asumsi dari interaksi sosial tersebut yaitu bahwa antara perilaku masyarakat yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi, yang mana sebenarnya ada sebagian masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang menjaga lingkungan dan mengelola sampah, namun karena lingkungan tempat tinggal yang tidak mendukung maka perilaku tersebut tidak diterapkan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebagian besar warga Desa Sukamaju masih kurang pengetahuan mengenai pengelolaan sampah dan juga belum ada pemilahan sampah yang dapat didaur ulang atau tidak. Pengetahuan akan pemilahan sampah organik dan non organik penting untuk diketahui. Sampah yang dapat didaur ulang akan memiliki fungsi baru yang dapat digunakan kembali, dan untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Sejauh ini warga Desa Sukamaju belum dapat memisahkan sampah organik maupun non organik. Memperhatikan dan mempertimbangkan hal tersebut dapat diketahui bahwa edukasi dan sosialisasi sangat penting untuk dilakukan agar informasi dan pengetahuan mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah dapat diketahui oleh setiap warga di Desa Sukamaju secara menyeluruh. Edukasi yang masih jarang dilakukan dari pihak-pihak terkait membuat warga belum mengerti dan tidak mengetahui cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan juga dapat terjadi akibat dari ketidaktahuan warga mengenai dampak buruk yang ditimbulkan. Oleh karena itu, mahasiswa UIN Jakarta yang sedang melaksanakan kegiatan Praktikum II di Desa Sukamaju mengadakan kegiatan sosialisasi mengenai pengolahan sampah dalam forum Bincang Desa dengan tema “Bersama Rawat Lingkungan dengan Mengolah Sampah Menjadi Berkah” yang dilaksanakan di Kantor Desa Sukamaju dan berkerjasama dengan Sahabat Lingkungan. Tujuan dari sosialisasi tersebut yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran individu mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna kembali. Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 449 Upaya Penanganan Sampah di Desa Sukamaju Sejatinya permasalahan mengenai sampah di desa Sukamaju sudah sangat disadari oleh masyarakat terutama oleh pemerintah desa. Tetapi memang pada implementasi penanganan dan penanggulangan sampah yang dilakukan dirasa belum maksimal dan membutuhkan waktu yang cukup panjang serta membutuhkan partisipasi semua pihak pada elemen masyarakat. Terdapat beberapa hal yang telah dilakukan dan sedang dijalankan oleh pemerintahan desa sukamaju dalam upaya penanggulangan sampah. Dalam upaya penanganan dan pengelolaan sampah tentu Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah akan menjadi hal yang mendasari. Masyarakat perlu melakukan perubahan pandangan terkait penangan dan pengelolaan sampah. Sampah harus dipandang sebagai suatu kesempatan untuk melakukan pemanfaatan bukan lagi sampah dipandang hanya sebagai bahan sisa olahan yang tidak dapat digunakan atau bernilai manfaat lagi. Permasalahan sampah menjadi pembahasan dan fokus utama pemerintahan desa, hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa program dan gerakan dalam penanganan permasalahan ini. adapun sebagai berikut Penyerapan Aspirasi Warga melalui Musyawarah Dusun Dalam menemukan suatu permasalahan dan solusi, dirasa sangat diperlukan audiensi antara masyarakat dengan pemerintahan desa. Melalui musyawarah yang dilaksanakan di 4 dusun berbeda yang ada di desa sukamaju. Musyawarah Dusun merupakan satu upaya untu meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam membahas suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan Sastropoetro Sastropoetro, 1986 mengenai keterlibatan masyarakat bahwa “Keterlibatan Spontan dengan kesadaran disertai tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan”. Penyusunan Peraturan desa mengenai sampah. Membentuk kebijakan yang tepat dan jelas melalui peraturan desa merupakan langkah konkret sebagai landasan dalam penanggulangan permasalahan sampah yang terjadi. Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang kelak memudahkan pemerintahan desa dan masyarakat dalam bergerak menyelesaikan permasalah sampah di desa Sukamaju. Dengan adanya peraturan desa yang telah disusun, dapat menjadi legal standing bagi pemerintahan desa dan masyarakat. Bedah penyusunan Perdes Pengadaan Armada Pengangkut Sampah Dinas Lingkungan Hidup Sejalan dengan kondisi sarana dan prasarana yang mengenai pengangkutan sampah yang masih sangat minim di desa Sukamaju. Pemerintah desa mengambil langkah melalui kerjasama yang dilakukan dengan Dinas Lingkungan Hidup DLH Kota Sukabumi, Adapun tujuan kerjasama tersebut menghasilkan 1 unit mobil/motor pengangkut sampah. Serta langkah lebih jauh kedepannya adalah agar truk pengangkut sampah dari dinas terkait dapat memasuki desa sukamaju sehingga lebih efisien dalam pengangkutan sampah. Pengangkutan Sampah Rutin Kegiatan Jangka Pendek Bersama masyarakat pemerintah desa sepakat bahwa harus diadakan penarikan atau pengangkutan sampah rumah tangga secara rutin, kegiatan ini dilangsungkan satu minggu sekali. Walau sudah dilaksanakan kegiatan pengangkutan sampah rutin ini dirasa belum cukup efektif karena keterbatasan armada yang terkadang mengharuskan masyarakat untuk menyewa mobil bak agar semua sampah dapat terangkut. Serta ada evaluasi mengenai ketidakjelasan jadwal pengangkutan sampah yang sering tidak tepat waktu. Rencana pembangunan Bank Sampah Rencana pembangunan bank sampah adalah rencana terbesar dari pemerintahan desa sukamaju dalam upaya penanganan sampah. Masyarakat harus meninggalkan cara lama yang hanya membuang Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 450 sampah dengan mendidik dan membiasakan masyarakat memilah, memilih, dan menghargai sampah sekaligus mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan bank sampah Tallei et al., 2013. Dengan adanya program bank sampah diharapkan mampu menjadi langkah tepat penanganan dan pemanfaatan sampah pada lingkungan desa sukamaju. Pada prinsipnya bank sampah merupakan upaya pemilahan sampah yang dapat Menurut Environmental Services Program kunci keberhasilan program kebersihan dan pengelolaan sampah terletak pada pemilihan. Dan juga Adaptasi bank sampah pada setiap komunitas sangat ditentukan partisipasi warga yang juga akan menentukan keberlanjutan program bank sampah sehingga pengelolaan berbasis komunitas menjadi perlu diperhatikan Kristina, 2014. Hal ini merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pihak pemerintah desa jika ingin merealisasikan bank sampah yaitu pada tahapan pengelolaan sehingga bank sampah dapat berjalan dengan baik tidak hanya bersifat sementara Pelibatan Karang Taruna dalam pemanfaatan Sampah Selain program-program jangka pendek, pemerintah desa Sukamaju juga menyiapkan langkah jangka panjang untuk penanganan masalah sampah yaitu dengan melakukan gerakan pemanfaatan sampah. Hal ini tentu menjadi suatu hal yang harus dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu pemerintah desa menggandeng Karang Taruna dalam pemanfaatan sampah yang ada di desa sukamaju. Dengan gerakan yang dilakukan oleh karang taruna diharapkan menjadi pelopor dan mampu menularkan kesadaran dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan warga mengelola sampah rumah tangga untuk melakukan daur ulang juga menjadi hal penting dalam pengelolaan sampah Akhtar & Soetjipto, 2015. Walaupun pada saat ini gerakan tersebut masih bersifat rencana tetapi inovasi ini patut diberikan apresiasi bahwa sudah ada kesadaran untuk melakukan gerakan yang bersifat berkelanjutan di desa sukamaju. 4. KESIMPULAN Hasil dalam penelitian yang telah dilakukan yaitu diketahui bahwa Desa Sukamaju masih tergolong sebagai sebuah desa yang tertinggal dalam hal sarana dan juga prasarana umum. Selain itu, Desa Sukamaju pun juga berhadapan dengan permasalahan pengelolaan sampah yang cukup serius. Warga Desa Sukamaju cenderung tidak acuh terhadap sampah di lingkungan mereka, dimana mereka memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan sehingga tampak banyak tumpukan sampah tak terolah di tempat umum karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah. Hal itu pun juga diperparah oleh kurangnya sarana dan prasarana yang memenuhi dalam pengelolaannya. Dalam hal ini, masyarakat di Desa Sukamaju belum memiliki kesadaran lingkungan sehingga tidak terlalu mempermasalahkan kurangnya infrastruktur yang ada. Oleh karena itu, masyarakat perlu bekerja sama dengan pemerintah desa untuk menangani masalah dengan maksimal. Contohnya, dimulai dari penyerapan aspirasi warga melalui musyawarah desa. Kemudian dengan pemerintah desa yang juga menerapkan peraturan mengenai sampah yang akan memudahkan Desa Sukamaju menyelesaikan permasalahan sampah dengan memberikan peraturan untuk dipatuhi. Selain itu, direalisasikannya pengadaan armada pengangkut sampah dari DLH yang sejalan dengan pengangkutan sampah rutin yang memudahkan dan mengefisienkan pengangkutan sampah desa. Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa dalam membangun bank sampah yang bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang pengelolaan sampah dan menghasilkan produk bernilai ekonomis dari limbah yang masih layak pakai. DAFTAR PUSTAKA Akhtar, H., & Soetjipto, H. P. 2015. Manusia dan lingkungan jurnal Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 213, 386–392. Chaerul, M., Tanaka, M., & Shekdar, A. V. 2007. Municipal Solid Waste Management in Indonesia Status and the Strategic Actions. Journal of the Faculty Environmnetal Science and Technology, Okayama University, 12I, 41–49. Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 451 Hakim, M., Wijaya, J., & Sudirja, R. 2006. Mencari Solusi Penanganan Masalah Sampah Kota Fakultas Pertanian UNPAD Mencari Solusi Penanganan Masalah Sampah Kota. Pengelolaan Sampah Kota Dalam Revitalisasi Pembangunan Hortikultura Di Indonesia. Ikhsandri. 2014. Kajian Infrastruktur Pengolahan Sampah Di Kawasan Berkembang Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 21, 130–138. Kardono. 2007. Integrated Solid Waste Management in Indonesia. Proceedings of International Symposium on Eco Topia Science, 078, 629–633. Kristina, H. J. 2014. Model Konseptual Untuk Mengukur Adaptabilitas Bank Sampah Di Indonesia. JTi Undip Jurnal Teknik Industri, 91. Moehar, D. 2004. SISTEM KOLABORASI TERPADU. Wacana Bisnis. Narimawati, U. 2008. METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TEORI DAN APLIKASI. Agung Media. Nita Izul Fitri. 2019. Peran Masyarakat dalam Menciptakan Budaya Hidup Bersih dari Sampah di Desa Kalijaga Selatan Lombok Timur. Jurnal Humanitas, 61, 34–54. Rafly, M., Putra, H., & Priyana, P. 2022. UPAYA PENANGGULANGAN TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA DI DUSUN KAUM JAYA SERTA DAMPAK YANG TIMBUL BAGI LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT. JUSTITIA Jurnal Ilmu Hukum Dan Humaniora, 92, 898–915. Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. 2022. Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa Kajian Pendidikan Islam, 21, 1–8. Sahil, J., Henie, M., Al, I., Rohman, F., & Syamsuri, I. 2016. Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa- Dufa Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi, 42, 478–487. Sastropoetro, S. R. A. 1986. PARTISIPASI, KOMUNIKASI, PERSUASI DAN DISIPLIN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. Alumni. Slamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2006. STATISTIK UNTUK PENELITIAN E. Mulyatiningsih ed.; 10th ed.. CV ALFABETA. Sulistianto, A., & Taryono. 2020. Penyuluhan Metode Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Desa Rowo , Kecamatan Mirit , Kabupaten Kebumen. Jurnal Pusat Inovasi Masyarat, 2edisi khusus, 57–67. Supardi, I. 2003. LINGKUNGAN HIDUP DAN KELESTARIANNYA. PT. Alumni. Tallei, T. E., Iskandar, J., Runtuwene, S., & Filho, W. L. 2013. Local Community-based Initiatives of Waste Management Activities on Bunaken Island in North Sulawesi, Indonesia. Research Journal of Environmental and Earth Sciences, 512, 737–743. Trihadiningrum, Y. 2010. MDGs SEBENTAR LAGI, SANGGUPKAH KITA MENGHAPUS KEMISKINAN DI DUNIA B. Sulistyo, J. Perdanakusuma, & N. Leksono eds.. PT. Kompas Media Nusantara. UU No. 1 Tahun 2011 UU Tahun 2008 Jurnal Penelitian Inovatif JUPIN DOI Vol. 2, No. 3, Desember 2022, Hal. 441-452 p-ISSN 2808-148X e-ISSN 2808-1366 452 Halaman Ini Dikosongkan ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Helena Juliana KristinaMunculnya bank sampah sebagai upaya penerapan dari UU No18 thn 2008, merupakan suatu cara pengelolaan sampah dalam aksi nyata melalui gerakkan 3R reduce, reuse, recycle dengan melibatkan langsung masyarakat. Untuk pemerintah sendiri, bank sampah menjadi langkah awal yang baik untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dalam memperlakukan sampah sebagai sesuatu yang mempunyai nilai guna dan manfaat. Program bank sampah yang diberdayakan di Indonesia tentunya diharapkan dapat memberikan sebuah sistem yang efektif dan efisien sehingga proses bisnis dari bank sampah yang diselenggarakan dapat maksimal. Sistem yang efektif dan efisien ini terangkum dalam suatu proses yang dikenal dengan proses adaptabilitas. Adaptabilitas bank sampah adalah kemampuan sistem bank sampah untuk bereaksi secara positip ketika proses atau kondisi faktor kunci mengalami perubahan. Belum adanya penelitian mengenai sistem pengukuran adaptabilitas bank sampah di Indonesia, maka makalah ini menyajikan suatu ide model konseptual untuk mengukur adaptabilitas bank sampah, dengan harapan akan terbentuk pemahaman yang mendalam dari keseluruhan permasalahan atau sistem elemen yang membentuk sistem adaptabilitas bank sampah. Jika sistem adaptabilitas ini kelak bisa teramati dan terukur, maka akan berguna bagi pengambilan keputusan dalam pengalokasian sumber daya dan membuat perencanaan keberlanjutan dalam proses manajemen bank sampah. Kata kunci bank sampah, adaptabilitas, keberlanjutan Abstract The emergence of garbage banks as an effort to implement UU No18, 2008, is a method of waste management in a real action through the 3Rs reduce, reuse, recycle by involving the public directly. For the government, a garbage bank is a good initial step for community empowerment in treating waste as something of value and beneficial. Garbage bank program empowered in Indonesia is, of course, expected to provide an effective and efficient system so that the business processes of the program can be maximized. The effective and efficient system is encapsulated in a process known as adaptability process. The adaptability of a garbage bank is the capability of a garbage bank system to react positively when the process or condition of key factors changes. The absence of research on the measurement of garbage bank adaptability system in Indonesia has given an idea to present this paper which is a conceptual model for measuring it, in hopes to form a deep understanding of the whole problem or element system that make up the adaptability system of a garbage bank. If the adaptability of this system can be observed and measured, in the future it will be useful for decision making in the allocation of resources and sustainability planning process of garbage bank management. Keywords garbage bank, adaptability, sustainabilityThis study describes a study on waste management in Indonesia. Wastes produced by the inhabitants of Bunaken Island and transported by sea from Manado city, contribute to the destruction of the marine ecosystem in Bunaken National Marine Park. Urgent and smart steps need to be taken in order to manage the waste on the island and its sea shore. This study elaborates on a multiparty collaboration program in environmentally sound waste management as an effort to mitigate the impact of waste on the Bunaken sea garden ecosystem. The program covers waste management, community empowerment and a common vision to reduce waste from its source. Its flagship program is the community-based “Rubbish Bank”. The program included socialization of the Rubbish Bank, setting up of a waste management hierarchy and feedback from the community. Due to its approach and scope, this study provides a best-practice example of local community-based initiatives to manage waste in a developing country context, by establishing Rubbish Bank and its technical guidance so that the program can be applied and replicated easily by any other community. Mochammad ChaerulV. Shekdar AshokIn Indonesia, municipal solid waste MSW is becoming increasing complex due to variety of reasons like the increasing quantity of MSW, rising public awareness and municipal administration policies in different cities and surrounding regencies. After the landslide accident at Bandung city disposal site, most of related agencies are trying their level best to improve the situation. Against this backdrop, this paper attempts to analyze the present system of MSW addressing variety of aspects such as quantity and composition of MSW being generated, operational management, legal system as well as financial aspect. The systematic assessment has revealed the problem like lack of legal framework, low coverage, improper waste storage, less encouragement for composting, and lack of proper disposal practices. Finally, an action plan is presenting suggestion for immediate and future addressing the issues like the operational management, institutional, financial aspect, public participation & environmental dan lingkungan jurnal Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah MadaH AkhtarH P SoetjiptoAkhtar, H., & Soetjipto, H. P. 2015. Manusia dan lingkungan jurnal Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 213, 386-392. Infrastruktur Pengolahan Sampah Di Kawasan Berkembang Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota PalembangIkhsandriIkhsandri. 2014. Kajian Infrastruktur Pengolahan Sampah Di Kawasan Berkembang Jakabaring Kelurahan 15 Ulu Kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 21, Solid Waste Management in IndonesiaKardonoKardono. 2007. Integrated Solid Waste Management in Indonesia. Proceedings of International Symposium on Eco Topia Science, 078, Masyarakat dalam Menciptakan Budaya Hidup Bersih dari Sampah di Desa Kalijaga Selatan Lombok TimurNita Izul Fitri. 2019. Peran Masyarakat dalam Menciptakan Budaya Hidup Bersih dari Sampah di Desa Kalijaga Selatan Lombok Timur. Jurnal Humanitas, 61, Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur PendidikanA RahmanS A MunandarA FitrianiY KarlinaYumrianiRahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. 2022. Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa Kajian Pendidikan Islam, 21, Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa-Dufa Kota TernateJ SahilM HenieI AlF RohmanI SyamsuriSahil, J., Henie, M., Al, I., Rohman, F., & Syamsuri, I. 2016. Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah Di Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi, 42, Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University PressJ S SlametSlamet, J. S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2006. STATISTIK UNTUK PENELITIAN E. Mulyatiningsih ed.; 10th ed.. CV ALFABETA. Peran Modal Sosial Dalam Pelaksanaan Dana Desa DI Desa Sukamaju Kecamatan Air Periuk Kabupaten SelumaPeran Modal Sosial Dalam Pelaksanaan Dana Desa DI Desa Sukamaju Kecamatan Air Periuk Kabupaten SelumaPenelitian ini bertujuan untuk menemukenali tentang modal sosial yang ada di masyarakat Desa Sukamaju berperan dalam melancarkan program Dana Desa sebagai proyek yang ditujukan untuk mereduksi kemiskinan yang ada pada masyarakat Desa. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa modal sosial telah berperan sebagai bonding perekat dalam menjembatani terlaksananya program pembangunan desa melalui dana desa yang diperoleh dari APBN, terlihat dari kegiatan yang diselenggarakan berjalan sesuai dengan aspirasi dari masyarakat desa. Namun demikian modal sosial berperan negatif dalam menjaga keberlanjutan program BunDes, yaitu ada keengganan untuk memberikan sanksi pada debitur yang macet. Selain juga program pemberdayaan belum sepenuhnya berjalan sebagaimana mestinya. Ketergantungan pada dana desa menjadi penentu berjalan program. Hal ini dikarenakan pemahaman tentang konsep pemberdayaan yang sempit dari perangkat desa. Pemberdayaan diidentikkan dengan bantuan dana. Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju ? Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi didesa sukamaju1Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju? 2Bagaimana cara petani organik desa Sukamaju menangani perbedaan perihal proses petani organik yg dianjurkan kepala desa? 3apa faedah dr pembangunan sosial budaya tersebut? ​1. bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju? adsbygoogle = [].push{}; 2. bagaimana cara petani organik Desa Sukamaju mengatasi perdebatan tentang proses pertanian organik yg diusulkan kepala desa? 3. Apa manfaat dr pembangunan sosial budaya tersebut?Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju​ Jawaban adalah para warga sudah saling menunjukkan rasa menghargai,menghormati,tdk membeda bedakan yg kaya yg misikin,tdk membeda bedakan suku,agama,ras,semua bersatu di desa ini. antar desa maaf bila salah Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi didesa sukamaju baik,kaeena para warga telah saling menunjukkan rasa menghargai,menghormati,tdk membeda bedakan yg kaya yg misikin,tdk membeda bedakan suku,agama,ras,semua bersatu di desa ini 1Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju? 2Bagaimana cara petani organik desa Sukamaju menangani perbedaan perihal proses petani organik yg dianjurkan kepala desa? 3apa faedah dr pembangunan sosial budaya tersebut? ​ Jawaban 2. kepala desa mengundang pembicara mengetahui dlm pertanian 1. bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju? 2. bagaimana cara petani organik Desa Sukamaju mengatasi perdebatan tentang proses pertanian organik yg diusulkan kepala desa? 3. Apa manfaat dr pembangunan sosial budaya tersebut? Bagaimana proses pembangunan sosial budaya yg terjadi di Desa Sukamaju​ Jawaban pada dikala itu mereka mengambli usulan namun tidaka ada yg mau akhirinya mereka memanggil orang yg seudah berpengalaman wacana pertanian & muncullah wangsit untuk melaksanakan pembangunan sosial disaatbitu juga,warga wargansetuju & akhrlirnya mereka melakukan pembangunan sosial budaya Penjelasan sorry banyak typovv j jadikan waban palingbcerdas ya”

bagaimana proses pembangunan sosial budaya yang terjadi di desa sukamaju